Selasa, 16 Juni 2015

Tips-tips ampuh untuk bikin cerpen yang bagus!

Tips-tips ampuh untuk bikin cerpen yang bagus! – Merasa bahwa kamu telah menulis cerita yang bagus dan patut di publikasikan, tapi ternyata banyak orang yang bilang bahwa karya kamu jelek? Jangan bersedih hati dulu, kawan! Bisa jadi, karyamu memang benar-benar jelek –lho?

Well, menghindari kenyataan dan menganggap kenyataan itu sesuai dengan keinginan kita bukanlah kebiasaan yang baik, bukan? Kita harus membiasakan diri dengan hidup dalam kenyataan –bukan dalam dunia khayalan. Tapi, jangan hidup untuk meratapi nasib. Hiduplah untuk memperbaikinya!

Jika kamu datang pada SAI (Study Aid Indonesia) mencari-cari sanggahan bahwa karyamu tidak sejelek apa kata testimoni pembaca, percayalah, kamu tidak akan menemukannya. Tapi, jika kamu datang pada SAI untuk mencari solusi bagaimana membuat ceritamu lebih baik, oke, masuklah! Kita bicarakan lebih lanjut J


Pertama

Cari bahan. Jangan kira membuat cerita fiksi yang bagus itu tidak perlu ‘pengetahuan’. Kita ambil contoh pak darwis (tere-liye). Sebelum menulis karya-karyanya, beliau selalu mencari banyak bahan: berkeliling dunia mencari kisah, menginterview banyak orang, bahkan membaca buku-buku nonfiksi tebal yang bikin pingsan orang lihat (oke, yang terakhir hanya kemungkinan).

Dan apakah hasilnya? Betul, karya-karyanya sarat akan makna. Sangat mengedukasi. Laris manis. Novelnya banyak yang diangkat jadi film. ‘Jatah’ pun mengalir deras ke rekening –ups.
Oke, intinya, kamu harus memperkaya ilmu pengetahuanmu sebelum kamu membuat sebuah cerita fiksi. Apapun itu bentuknya! Jangan buat asal-asalan. Pastikan nantinya kamu membuat para pembacamu ber-‘ooh’ ria dengan unsur intelektual dan makna yang tersirat dalam ceritamu itu.

Kedua


Tentukan amanat apa yang akan kamu masukan dalam ceritamu. Sebelum membuat cerita, alangkah baiknya untuk menentukan amanat apa yang akan kamu masukkan pada ceritamu itu. Sesuaikan amanatnya dengan tema yang kamu pilih.  Ini sangat penting untuk membuat ceritamu bernilai moral. Seperti kata pak darwis, kita harus bisa mempengaruhi orang (ke arah lebih baik) lewat tulisan kita. Jadikan itu prinsip!

Ketiga


Lihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Sebelumnya, kamu sudah menentukan amanat apa yang akan kamu sisipkan pada ceritamu sesuai dengan temanya. Nah, sekarang tugasmu adalah mencari ide cerita yang sesuai dengan amanat tersebut.

Misalnya kamu ingin menyisipkan amanat ini dalam ceritamu, “kita bisa hidup bahagia walaupun dalam kondisi yang serba kekurangan”. Nah, sekarang kamu harus menentukan cerita seperti apa yang akan kamu buat sesuai dengan amanat tersebut. Boleh jadi kamu akan membuat cerita tentang seorang pembantu miskin yang memiliki keluarga harmonis–misalnya. Terlihat mainstream? Well, sebenarnya itu ide yang bagus.

Oke, mari kita kembangkan!

Keempat


Buatlah ide-mu menjadi lebih unik!
Buatlah ide cerita mainstream itu menjadi unik. Misalnya kamu membuat keluarga si miskin menemukan sebuah harta karun dan mendadak kaya –lalu sifat angkuh-nya keluar. Setelah itu, mereka menjadi tercerai berai. Seorang anggota keluarga menyadari bahwa mereka tidak bahagia setelah mendapat harta itu lantas memberikan semuanya kepada tetangga mereka.

Itu saja? Tidak, kamu harus membuatnya lebih berbeda.

Sekarang pikirkan, bagaimana kalau ‘harta karun’-nya diganti dengan alien. Lalu si miskin tadi mendadak kaya dengan seketika. Tiba-tiba jadi punya rumah mewah, mobil mewah dan barang orang kaya lainnya. Tapi, para tetangga tidak heran –malahan mereka seperti sudah terbiasa melihatnya. Seperti, si miskin tadi dipindahkan ke dimensi lain (dimensi dunia terbalik –contohnya). Si miskin tadi menemukan bahwa ia tidak bahagia menjadi orang kaya dan ingin kembali menjadi orang miskin –artinya kembali ke dimensi nyata, dunia realitasnya.

Mana yang lebih seru? Sebuah amanat yang sederhana bisa membuat jalan cerita yang unik juga, bukan? Well, itu sih tergantung seberapa ‘kreatif’-nya dirimu J

P.S. Kalau kamu kebingungan mencari ide cerita dari amanat kamu, coba tuliskan sebuah ‘ringkasan cerita’ (istilah sastranya: premis). Tulis nama seorang tokoh, apa tujuannya dan apa hambatan yang akan menghadangnya. Cukup dalam satu paragraf! Kalau sudah, kembangkanlah cerita itu. Mungkin ada yang sedikit melenceng dari rencana, tapi tak apa, siapa tahu akan lebih seru jadinya.

Kelima


Ayo mulai menulis! Beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum menulis adalah:

1. Pembuka cerita

Penting sekali untuk membuat pembuka cerita yang menarik sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Bagaimana caranya? Buatlah pembukaan yang langsung membuat pembaca bertanya-tanya apa yang akan dilakukan si tokoh setelah ini.

Contoh pembuka yang buruk:

Sinar mentari menyusup masuk lewat celah-celah gorden berwarna emas. Disana terbaring seorang pemuda brewokan yang tidur dengan bertelanjang dada. Ia mendengkur sangat keras, sebelum jam beker itu berbunyi sangat nyaring dan merusak mimpinya.

Contoh pembuka yang baik:

Aku mengetuk-ngetukkan sendok itu ke piring kosong di hadapanku. Suara dentingan yang nyaring pun menggema. Beberapa orang terlihat memperhatikanku dengan tatapan kesal. Tapi aku tak peduli. Justru akulah yang seharusnya kesal. Bagaimana pun, orang itu membuatku menunggu selama dua jam!

Kalau dilihat sekilas, mungkin contoh yang pertama juga terlihat baik, bukan? Tapi sebenarnya, itu adalah contoh yang buruk untuk mengawali sebuah cerita. Kenapa? Karena itu sama sekali tidak membuat pembaca penasaran

Cerita diawali dengan tokoh utamanya yang bangun tidur. So what? Apanya yang menarik? Bangun tidur adalah hal yang biasa dilakukan semua orang, tidak ada yang istimewa. Kecuali jika kamu membuat si tokoh utamamu bangun dari tidurnya yang sangaaaat nyenyak ditengah peperangan –misalnya.

Buat pembaca semakin penasaran!
Tapi bandingkan dengan contoh yang kedua. Saat kamu membaca pembukaannya, kamu akan segera mengerti kemana arah cerita itu bergulir –ini bukan berarti alurnya mudah ditebak. 

Kamu akan merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan si tokoh dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. 

Apakah ia akan pulang saja, atau menunggu ‘orang itu’ sampai larut malam? Kalau ia pulang lalu orang yang ia tunggu datang bagaimana? Kalau ia menunggu orang itu sampai larut malam lalu orang itu ternyata tidak datang bagaimana? 

Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya akan bermunculan di benak pembaca. Mereka akan membaca ceritamu sampai habis karena penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

2. Membuat kalimat yang terdengar dramatis

Caranya adalah dengan menambahkan kata-kata kiasan atau majas ke dalam kalimat-kalimat ceritamu.

Kalimat biasa: Aku bermain pasir putih di pantai.Kalimat dramatis: Aku memainkan pasir putih yang lembut itu di tengah deburan ombak yang bernyanyi.
Kalimat biasa: Ia dikuburkan.
Kalimat dramatis: Bumi menelan jasadnya.
Kalimat biasa: Aku sedih
Kalimat dramatis: Hatiku bagaikan teriris belati.
Kalimat biasa: Ia sangat tampan.
Kalimat dramatis: Wajah eloknya sungguh menawan bak pangeran negeri dongeng

Sekarang, baca kembali ceritamu dan temukan kalimat-kalimat yang bisa kamu buat lebih dramatis. Tambahkan kiasan-kiasan dan majas. Biarlah terlihat lebay, karena lebay itu ‘baik’ dalam dunia 
sastra.

3. Perhatikan EYD

Bacalah kembali buku panduan EYD-mu. Temukan bagaimana aturan menulis huruf besar, tanda baca dll. Ini sangat berguna untuk membuat tulisanmu terlihat bermutu dan tidak mengiritasi mata.
Sebagai referensi, berikut saya cantumkan panduan EYD yang bisa kamu baca. Klik disini.

4. Buat ending yang sukar ditebak

Sekarang, coba kamu pikirkan, jika kamu menjadi pembaca, apakah kamu bisa dengan mudah menebak ending dari ceritamu? Well, sebenarnya tidak masalah jika ceritamu cukup menarik dari awal hingga akhir. Tapi jika kamu berpikir kalau kamu tidak terlalu pandai mengembangkan sebuah cerita, maka kunci agar ceritamu menjadi menarik harus ada di bagian penutupnya!

Sebelumnya, beri waktu satu minggu atau lebih tanpa membaca ceritamu sedikitpun! (sampai kamu agak lupa-lupa ingat dengan alurnya). lalu, kembalilah dan baca ceritamu lagi. Kali ini dengan sudut pandang pembaca. Kira-kira, ending seperti apa yang terpikirkan olehmu saat membaca cerita itu?

P.S. Ini akan lebih baik kalau kamu memperlihatkan ceritamu pada orang lain –sehingga mereka bisa menilainya sendiri.

Stop! Sekarang, putarlah haluannya! Jadikan ending tersebut tidak seperti apa yang kamu perkirakan sebelumnya. Misalnya, jika pembaca akan menebak ceritamu memiliki happy ending, maka buatlah halangan mendadak yang membuatnya menjadi sad ending. Jangan malas ngedit, kawan!

__________________________________

Oke, mungkin itulah tips-tips yang insyaallah dapat bermanfaat terutama untuk kalian yang hobi nulis cerita fiksi. Ini tidak akan teralu sulit bagi orang yang mau belajar. Teruslah berinovasi dan mencoba hal baru, kawan!

Baiklah, ada yang ingin kalian sampaikan? Apakah ada yang bertentangan dengan persepsi kalian? Bagaimanakah pendapat kalian tentang tulisan ini? Silahkan tuangkan semuanya di kotak komentar.
Tapi ingat, sebelum kalian berkomentar, BACA INI dulu ya ;)




3 komentar:

  1. makasih gan tipsnya sangat membantu, jadi tahu cara membuat cerpen yang bagus :c

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama gan, saya jadi seneng juga kalo tulisan saya bisa bermanfaat, hehe :a
      Jangan kapok mampir ya, gan. Salam kenal :t

      Hapus
  2. Terima Kasih gan. menambah wawasan tentang penulisan cerpen.

    BalasHapus