Tips-tips ampuh untuk bikin cerpen yang
bagus! – Merasa bahwa
kamu telah menulis cerita yang bagus dan patut di publikasikan, tapi ternyata
banyak orang yang bilang bahwa karya kamu jelek? Jangan bersedih hati dulu,
kawan! Bisa jadi, karyamu memang benar-benar jelek –lho?
Well, menghindari kenyataan dan menganggap kenyataan itu sesuai
dengan keinginan kita bukanlah kebiasaan yang baik, bukan? Kita harus membiasakan diri dengan hidup dalam kenyataan
–bukan dalam dunia khayalan. Tapi, jangan hidup untuk meratapi nasib.
Hiduplah untuk memperbaikinya!
Jika kamu datang
pada SAI (Study Aid Indonesia) mencari-cari sanggahan bahwa karyamu tidak
sejelek apa kata testimoni pembaca, percayalah, kamu tidak akan menemukannya.
Tapi, jika kamu datang pada SAI untuk mencari solusi bagaimana membuat ceritamu lebih
baik, oke, masuklah! Kita bicarakan lebih lanjut J
Pertama
Cari
bahan. Jangan kira membuat
cerita fiksi yang bagus itu tidak perlu ‘pengetahuan’. Kita ambil contoh pak
darwis (tere-liye). Sebelum menulis karya-karyanya, beliau selalu mencari
banyak bahan: berkeliling dunia mencari kisah, menginterview banyak orang,
bahkan membaca buku-buku nonfiksi tebal yang bikin pingsan orang lihat (oke,
yang terakhir hanya kemungkinan).
Dan apakah
hasilnya? Betul, karya-karyanya sarat akan makna. Sangat mengedukasi. Laris
manis. Novelnya banyak yang diangkat jadi film. ‘Jatah’ pun mengalir deras ke
rekening –ups.
Oke, intinya,
kamu harus memperkaya ilmu pengetahuanmu sebelum kamu
membuat sebuah cerita fiksi. Apapun itu bentuknya! Jangan buat
asal-asalan. Pastikan nantinya kamu membuat para pembacamu ber-‘ooh’ ria
dengan unsur intelektual dan makna yang tersirat dalam ceritamu itu.
Kedua
Tentukan
amanat apa yang akan kamu masukan dalam ceritamu. Sebelum membuat cerita, alangkah baiknya untuk
menentukan amanat apa yang akan kamu masukkan pada ceritamu itu. Sesuaikan
amanatnya dengan tema yang kamu pilih. Ini sangat penting untuk membuat ceritamu bernilai
moral. Seperti kata pak darwis, kita harus bisa mempengaruhi
orang (ke arah lebih baik) lewat tulisan kita. Jadikan itu prinsip!
Ketiga
Lihat
masalah dari sudut pandang yang berbeda. Sebelumnya, kamu sudah menentukan amanat apa yang akan kamu sisipkan pada
ceritamu sesuai dengan temanya. Nah, sekarang tugasmu adalah mencari ide cerita yang sesuai dengan amanat tersebut.
Misalnya kamu
ingin menyisipkan amanat ini dalam ceritamu, “kita bisa hidup bahagia walaupun
dalam kondisi yang serba kekurangan”. Nah, sekarang kamu harus menentukan cerita
seperti apa yang akan kamu buat sesuai dengan amanat tersebut. Boleh jadi
kamu akan membuat cerita tentang seorang pembantu miskin yang memiliki keluarga
harmonis–misalnya. Terlihat mainstream? Well, sebenarnya itu ide yang bagus.
Oke, mari kita
kembangkan!
Keempat
Buatlah ide-mu menjadi lebih unik! |
Buatlah ide cerita mainstream itu menjadi unik. Misalnya kamu membuat keluarga si miskin
menemukan sebuah harta karun dan mendadak kaya –lalu sifat angkuh-nya keluar. Setelah
itu, mereka menjadi tercerai berai. Seorang anggota keluarga menyadari bahwa
mereka tidak bahagia setelah mendapat harta itu lantas memberikan semuanya
kepada tetangga mereka.
Itu saja? Tidak, kamu harus membuatnya lebih berbeda.
Sekarang pikirkan,
bagaimana kalau ‘harta karun’-nya diganti dengan alien. Lalu si miskin tadi
mendadak kaya dengan seketika. Tiba-tiba jadi punya rumah mewah, mobil mewah
dan barang orang kaya lainnya. Tapi, para tetangga tidak heran –malahan mereka
seperti sudah terbiasa melihatnya. Seperti, si miskin tadi dipindahkan ke
dimensi lain (dimensi dunia terbalik –contohnya). Si miskin tadi menemukan
bahwa ia tidak bahagia menjadi orang kaya dan ingin kembali menjadi orang
miskin –artinya kembali ke dimensi nyata, dunia realitasnya.
Mana yang lebih
seru? Sebuah amanat yang sederhana bisa membuat jalan
cerita yang unik juga, bukan? Well, itu sih tergantung seberapa
‘kreatif’-nya dirimu J
P.S. Kalau kamu kebingungan mencari ide cerita dari amanat kamu, coba tuliskan sebuah ‘ringkasan cerita’ (istilah sastranya: premis). Tulis nama seorang tokoh, apa tujuannya dan apa hambatan yang akan menghadangnya. Cukup dalam satu paragraf! Kalau sudah, kembangkanlah cerita itu. Mungkin ada yang sedikit melenceng dari rencana, tapi tak apa, siapa tahu akan lebih seru jadinya.
Kelima
Ayo mulai
menulis! Beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum menulis adalah:
1. Pembuka cerita.
Penting sekali untuk
membuat pembuka cerita yang menarik sehingga pembaca akan tertarik untuk
membaca lebih lanjut. Bagaimana caranya? Buatlah
pembukaan yang langsung membuat pembaca bertanya-tanya apa yang akan dilakukan
si tokoh setelah ini.
Contoh pembuka
yang buruk:
Sinar mentari menyusup masuk lewat celah-celah gorden berwarna emas. Disana terbaring seorang pemuda brewokan yang tidur dengan bertelanjang dada. Ia mendengkur sangat keras, sebelum jam beker itu berbunyi sangat nyaring dan merusak mimpinya.
Contoh pembuka
yang baik:
Aku mengetuk-ngetukkan sendok itu ke piring kosong di hadapanku. Suara dentingan yang nyaring pun menggema. Beberapa orang terlihat memperhatikanku dengan tatapan kesal. Tapi aku tak peduli. Justru akulah yang seharusnya kesal. Bagaimana pun, orang itu membuatku menunggu selama dua jam!
Kalau dilihat
sekilas, mungkin contoh yang pertama juga terlihat baik, bukan? Tapi
sebenarnya, itu adalah contoh yang buruk untuk mengawali sebuah cerita. Kenapa?
Karena itu sama sekali tidak membuat pembaca penasaran.
Cerita diawali
dengan tokoh utamanya yang bangun tidur. So what? Apanya yang menarik? Bangun
tidur adalah hal yang biasa
dilakukan semua orang, tidak ada yang istimewa. Kecuali jika kamu
membuat si tokoh utamamu bangun dari tidurnya yang sangaaaat nyenyak ditengah
peperangan –misalnya.
Buat pembaca semakin penasaran! |
Tapi bandingkan
dengan contoh yang kedua. Saat kamu membaca pembukaannya, kamu akan segera
mengerti kemana arah cerita itu bergulir –ini bukan berarti alurnya mudah
ditebak.
Kamu akan merasa penasaran dengan apa yang
akan dilakukan si tokoh dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Apakah
ia akan pulang saja, atau menunggu ‘orang itu’ sampai larut malam? Kalau ia
pulang lalu orang yang ia tunggu datang bagaimana? Kalau ia menunggu orang itu
sampai larut malam lalu orang itu ternyata tidak datang bagaimana?
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya akan bermunculan di benak
pembaca. Mereka akan membaca ceritamu sampai habis karena penasaran
dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Membuat kalimat yang terdengar dramatis.
Caranya adalah dengan menambahkan kata-kata kiasan atau
majas ke dalam kalimat-kalimat ceritamu.
Kalimat biasa: Aku bermain pasir putih di pantai.Kalimat dramatis: Aku memainkan pasir putih yang lembut itu di tengah deburan ombak yang bernyanyi.
Kalimat biasa: Ia
dikuburkan.
Kalimat dramatis: Bumi menelan jasadnya.
Kalimat dramatis: Bumi menelan jasadnya.
Kalimat biasa: Aku sedih
Kalimat dramatis: Hatiku bagaikan teriris belati.
Kalimat biasa: Ia
sangat tampan.
Kalimat dramatis: Wajah eloknya sungguh menawan bak pangeran negeri dongeng
Kalimat dramatis: Wajah eloknya sungguh menawan bak pangeran negeri dongeng
Sekarang, baca kembali ceritamu dan temukan kalimat-kalimat yang bisa
kamu buat lebih dramatis. Tambahkan kiasan-kiasan dan majas. Biarlah terlihat lebay,
karena lebay itu ‘baik’ dalam dunia
sastra.
3. Perhatikan EYD
Bacalah kembali
buku panduan EYD-mu. Temukan bagaimana aturan menulis huruf besar, tanda baca
dll. Ini sangat berguna untuk membuat tulisanmu terlihat bermutu dan tidak
mengiritasi mata.
Sebagai
referensi, berikut saya cantumkan panduan EYD yang bisa kamu baca. Klik disini.
4. Buat ending
yang sukar ditebak
Sekarang, coba
kamu pikirkan, jika kamu menjadi pembaca, apakah kamu
bisa dengan mudah menebak ending dari ceritamu? Well, sebenarnya tidak
masalah jika ceritamu cukup menarik dari awal hingga akhir. Tapi jika kamu
berpikir kalau kamu tidak terlalu pandai mengembangkan sebuah cerita, maka
kunci agar ceritamu menjadi menarik harus ada di bagian penutupnya!
Sebelumnya, beri
waktu satu minggu atau lebih tanpa membaca ceritamu
sedikitpun! (sampai kamu agak lupa-lupa ingat dengan alurnya). lalu,
kembalilah dan baca ceritamu lagi. Kali ini dengan sudut
pandang pembaca. Kira-kira, ending seperti apa yang terpikirkan olehmu
saat membaca cerita itu?
P.S. Ini akan lebih baik kalau kamu memperlihatkan ceritamu pada orang lain –sehingga mereka bisa menilainya sendiri.
Stop! Sekarang, putarlah haluannya!
Jadikan ending tersebut tidak seperti apa yang kamu perkirakan sebelumnya. Misalnya,
jika pembaca akan menebak ceritamu memiliki happy ending, maka buatlah halangan mendadak yang membuatnya menjadi sad
ending. Jangan malas ngedit, kawan!
__________________________________
Oke, mungkin
itulah tips-tips yang insyaallah dapat bermanfaat terutama untuk kalian yang
hobi nulis cerita fiksi. Ini tidak akan teralu sulit bagi orang yang mau
belajar. Teruslah berinovasi dan mencoba hal baru,
kawan!
Baiklah, ada yang
ingin kalian sampaikan? Apakah ada yang bertentangan dengan persepsi kalian?
Bagaimanakah pendapat kalian tentang tulisan ini? Silahkan tuangkan semuanya di
kotak komentar.
Tapi ingat,
sebelum kalian berkomentar, BACA INI dulu ya ;)
makasih gan tipsnya sangat membantu, jadi tahu cara membuat cerpen yang bagus :c
BalasHapusSama-sama gan, saya jadi seneng juga kalo tulisan saya bisa bermanfaat, hehe :a
HapusJangan kapok mampir ya, gan. Salam kenal :t
Terima Kasih gan. menambah wawasan tentang penulisan cerpen.
BalasHapus