Punya bakat, tapi malu menunjukannya? Baca ini! – Well, setiap manusia
diciptakan dengan masing-masing bakatnya. Ada yang berbakat dalam
olahraga, akademik, seni, bahasa –tapi biasanya kita juga memiliki kelemahan
dalam bidang yang lain. Tidak ada yang sempurna.
Oke, tapi gimana
kalau kasusnya, kita memiliki sebuah bakat, tapi kita tidak berani
menunjukkannya? Atau istilah kerennya ‘punya
bakat terpendam’. Mungkin kamu pikir memendam bakatmu ada baiknya juga
untuk menghindari sifat ‘sombong’. Tapi bagaimana kalau misalnya kamu jago
nyanyi –tapi kamu merahasiakannya, lalu ada produser rekaman yang nyari penyanyi
pendatang baru –ceritanya kamu lagi gak punya kerjaan. Karena kamu malu
membeberkan rahasia kalau kamu tuh jago nyanyi...akhirnya? Kesempatanmu lolos
begitu aja. Sayangkan?
Terus, gimana
dong cara menunjukkannya pada orang lain sedangkan kamu merasa kayak mau mati
saat bakat rahasiamu terungkap? Oke, berikut tips-tips yang saya share
berdasarkan pengalaman saya sendiri!
My experience
Oke, biar saya
beberkan rahasia terbesar saya yang selalu saya berusaha tutup-tutupi beberapa
waktu yang lalu. Saya bisa nyanyi. Enggak, cerita yang di
atas tadi –yang produser nyari bakat itu, bukan pengalaman saya, itu 100%
ngarang. Tapi, dalam kasus saya, saya menyembunyikan hal ini pada teman-teman
sekelas saya. Gak ada seorang pun yang tahu saya bisa nyanyi –setiap ada tugas
nyanyi saya selalu membuat suara saya fals, jadi imej teman-teman saya, saya
punya suara yang gak enak. Padahal, saya sudah cukup
menguasai teknik –ekhm- advanced dalam menyanyi (vibrato, falsetto, high
pitch, timbre saya udah juga bagus). Dan
itu kesalahan terbesar saya.
Hari sial itu pun
tiba. Saya –dan kelompok saya, disuruh nyanyi ke depan kelas. Saya? Panik! Tapi
saya juga ingin mendapat pengakuan. Saya ingin teman-teman saya merubah imej
mereka terhadap saya. Maka, saya bertekad saat itu, saya akan membiarkan suara
saya mengalir apa adanya. Gak akan saya buat fals.
Tapi? Saya udah
terlanjur malu. Dalam pikiran saya berkecamuk berbagai macam hal. Saya terlalu
takut untuk menyanyi. Saya berusaha mati-matian menjaga agar suara saya gak
fals –padahal kalau gak dijaga pun gak bakalan fals. Jadinya? Suara saya
beneran fals! Vibrato gak beraturan, note yang harusnya tinggi jadi rendah
dan berliku-liku gak jelas kayak ular sawah. Tanpa saya bikin-bikin, bro! Wew, inilah the power of afraid! Mengerikan.
Solusinya?
Pertama
Cari tahu
kenapa kamu harus malu. Alasan
itu datang dari dalam diri kamu atau dari luar. Contoh yang dalam diri –misalnya kamu nganggap kalau bakat kamu
itu pasaran, atau mungkin kamu malah menganggap bakatmu itu adalah bakat yang
remeh dan gak penting.
Bakat yang bertentangan dengan imej baik masyarakat |
Sedangkan alasan dari luar, misalnya karena bakatmu bertentangan
dengan imej baik masyarakat (contohnya bakat nge-DJ, belly dance –sebagai
sampel). Atau mungkin, kamu punya temen yang lebih jago dari kamu dalam bidang
itu sehingga kamu minder disandingkan dengannya. Pengalamanmu yang pernah
dihina oleh orang lain juga bisa menjadi alasan kenapa kamu malu menunjukkan
bakatmu.
Pokoknya, temukan
alasan dari dalam atau luar diri kamu. Setelah itu, tulis
dalam selembar kertas dengan tulisan yang besar-besar (untuk persiapan
ritual).
Kedua
Masih ingat soal
NLP? Kalau tidak, bacalah tulisan saya yang sebelumnya. Nah, sekarang kita juga
akan berusaha menyembuhkan ‘penyakit’ kamu dengan NLP. Ini akan memperbaiki
mentalmu berkali-kali lipat menjadi lebih baik. 10000% ampuh, halal, guaranted
dan...GRATIS –ups.
Hafalkanlah langkah-langkahnya dalam pikiranmu
- Minum segelas air putih –agar konsentrasimu full karena terhidrasi.
- Sekarang, buatlah posisimu serileks mungkin. Entah itu setengah berbaring, duduk di kursi dengan sandaran, apapun itu. Asal rileks deh.
- Tarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut. Ulangi beberapa kali sampai kamu merasa sangat nyaman.
- Oke, kita akan mulai ‘menyelam’. Sekarang, pejamkanlah matamu. Bayangkan sebuah ruang kosong –berwarna putih atau hitam, terserah.
- Pilihlah dalam stok memorimu, sebuah peristiwa dimana kamu merasa sangat percaya diri saat menunjukkan bakatmu pada orang lain. Tidak ada? Oke, kalau begitu, pilih saja peristiwa dimana kamu sangat percaya diri pada kemampuan kamu –walaupun tidak ada orang yang melihat.
- Sekarang, alamilah kembali peristiwa itu. Bagaimana perasaanmu, apa yang kau lihat, yang kau dengar, yang kau cium...tuangkanlah semuanya pada ruang kosong tadi. Alamilah senyata mungkin, sedetil mungkin, seriil mungkin. Jangan hanya dibayangkan!
- Jika saat kamu mengalami kembali peristiwa itu rasa percaya dirimu tidak muncul, ulangilah langkah no 6 tadi. Jika masih tidak ada, carilah peristiwa lain. Tidak mungkin tidak ada! –kecuali jika kamu adalah anak yang baru berumur 2 tahun.
- Rasakanlah perasaan percaya diri itu. Sugestikan agar perasaan itu terus bertambah dan bertambah. 10 kali lipat, 50 kali lipat, 100 kali lipat, 1000 kali lipat sampai batas maksimum! –rasanya seperti dadamu akan meledak saking bersemangatnya.
- Saat kamu merasakan rasa percaya dirimu maksimal, langsung buat sebuah anchor (kode tubuh yang terhubung dengan perasaan tertentu). Misalnya dengan menggaruk-garuk bagian belakang lututmu segera setelah kamu melakukan langkah nomor 8. Itu akan menjadi isyarat yang menghubungkan tubuh dan perasaanmu. Intinya, nanti, saat kamu menggaruk-garuk bagian belakang lututmu, maka rasa percaya diri itu akan datang dengan sendirinya. *Untuk pembuatan anchor, jika kamu ingin membuat anchor dengan menyentuh bagian tubuh tertentu, sentuhlah yang paling jarang kamu sentuh*
- Sudah membuat sebuah anchor? Sekarang, kamu harus memprogramnya agar anchor itu berfungsi dengan baik. Katakanlah pada alam bawah sadarmu kalimat seperti, “wahai alam bawah sadar. Saat aku melakukan anchor ini, maka aku akan merasakan perasaan seperti ini. Aturlah itu agar bekerja secara otomatis, alam bawah sadar. Aku mengandalkanmu, terimakasih.”
- Nah, setelah itu, kamu boleh membuka matamu. Ambillah kertas ‘alasan-alasanmu’ dan bacalah kembali. Apa yang kamu rasakan? Well, mungkin sekarang kamu akan tersenyum saat membacanya –atau mungkin tertawa. Yang pasti, kamu akan merasa 10000km jauuuuuh lebih nyaman dari sebelumnya, bukan?
- Bakar atau buanglah kertas ‘alasan-alasanmu’ itu. Sugestikan pada alam bawah sadarmu bahwa, “bersamaan dengan aku membuang/membakar kertas ini, maka alasan-alasan kenapa aku malu menunjukkan bakatku juga akan terbuang bersamanya. ”
- Selamat, mentalmu sudah diperbaiki J Sekarang tinggal banyak lagi berlatih agar bakatmu semakin hebat dan terasah.
P.S. Kamu perlu mereparasi anchor kamu saat kamu merasa
bahwa anchor kamu sudah tidak terlalu berfungsi lagi. Caranya...kamu harus mengulangi
langkah 1 – 13 di atas agar anchor kamu semakin kuat dan tetap otomatis. Lakukanlah secara berkala, misalnya seminggu atau dua
minggu sekali. Jangan terlalu jarang.
Ketiga
It’s show time!!
Sekarang, alasan-alasanmu
sudah bersih-sih-sih. Artinya, kamu sudah tidak malu lagi. Sugestikan bahwa kamu adalah orang yang benar-benar baru.
Lupakan masa lalumu! Lupakan imej orang tentang kamu di masa lalu. Karena, kamu
yang sekarang adalah kamu yang pemberani!!
Percaya bahwa kamu itu hebat |
Yang harus kamu
lakukan sekarang hanyalah PERCAYA. Percayailah bahwa
kamu punya bakat yang hebat –yang mungkin bisa menguntungkan kamu di
suatu hari. Kamu sangat
siap untuk menunjukkannya pada orang lain. Tanpa ragu. Tanpa malu. Kamu siap
untuk bertempur!
Ingat, saat
sesekali kamu merasakan kembali rasa malu itu, jangan panik karena kamu punya
senjata. Ya, anchor kamu! Garuklah
bagian belakang lututmu sebelum show up! Maka...rasa percaya dirimu akan muncul
kembali.
JUST FEEL IT CONFINDENT!
(Cukup dengan merasa bahwa kau percaya diri)
IF IN THE FACT YOU AREN’T, THEN TRY TO PRETEND THAT YOU ARE CONFIDENT!
(Jika pada kenyataannya tidak, maka cobalah untuk menganggap bahwa kau percaya diri)
________________________________________
Apa yang ingin
kamu komentari dari tulisan di atas? Bagaimana pendapatmu soal teknik NLP?
Apakah ada hal-hal yang bertentangan dengan apa yang kamu pikirkan dari tulisan
di atas?
Ungkapkanlah pendapatmu dalam kotak komentar di bawah ini. Ingat kawan,
generasi muda bangsa harus berani mengungkapkan pikirannya!
Tapi...sebelum
berkomentar, BACA INI dulu ya, hehe :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar